Monday 29 February 2016

GANTI KURIKULUM VERSI INDONESIA

Dari dunia pendidikan kita selalu membutuhkan kurikulum. Kurikulum yang dibutuhkan sangat tergantung dari kebutuhan kita disekolah. Baik itu kurikulum lama maupun kurikulum baru. Asal kalian tahu sahabat blogger pergantian kurikulum di Indonesia sudah terjadi sebanyak 10 kali yaitu pada tahun 1947,1952,1964,1968,1975,1984,1994,2004,KTSP,dan yang terakhir kurikulum 2013.
Kurikulum adalah suatu program atau rencana yang dikembangkan lembaga sekolah untuk memberikan pengalaman bagi siswa. Kurikulum merupakan rencana yang dilakukan untuk proyeksi lembaga pendidikan Kurikulum merupakan sebuah pengalaman. Selain sebagai rencana kurikulum juga sebagai rencana.
Menurut UU no. 20 tahun 2003,kurikulum adalah “Seperangkat rencana dan pengaturan mengenal tujuan,isi,dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Adapun komponen dari kurikulum terdiri dari komponen tujuan. Tujuan merupakan gambaran harapan sasaran yang menjadi acuan bagi semua aktifitas yang dilakukan untuk mencapainya. Selanjutnya komponen isi yakni meteri atau bahan ajar yang dipelajari oleh siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Selanjutnya komponen Metode yang merupakan pendekatan,stratei,dan sistem pengolahan pembelajaran yang dilakukan disetiap lembaga pendidikan.
Kurikulum tahun 1947 diberi nama pelajaran 1947. Pada saat itu kurikulum 1947 masih dibawah pengaruh sistem pendidikan kolonial Belanda dan Jepang. Rencana Pembelajaran 1947 sebagai pengganti pendidikan kolonial pendidikan Belanda dan Jepang. Kurikulum 1947 dipercaya untuk membentuk karakter mahasiswa Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan negara lainnya.
Kurikulum 1952 diberi nama Rentjana Pelajaran Terurai 1952. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan Nasional. Yang menonjol pada kurikulum ini yakni setiap meteri pelajaran yang diberikan harus sesuai dengan kehidupan sehari-hari.
Kurikulum 1964 diberi nama Rentjana Pendidikan 1964. Pokok-pokok pikiran dari kurikulum ini yang juga merupakan ciri-ciri dari kurikulum ini sendiri yakni dipusatkan pada program Pancawardhana yaitu pengembangan moral,kecerdasan,emosisonal dan jasmani..
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari kurikulum 1964,yaitu dilakukannya perubahan sturuktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana   menjadi pembinaan jiwa pancasila,pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.  Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari UU 1945 dan juga bertujuian untuk penanaman nilai pancasila pada pelajar. Memiliki moral dan keyakinan beragama
Kurikulum 1975 sebagai pengganti kurikulum 1968 menggunakan pendekatan-pendekatan di antaranya sebagai berikut yaitu berorientasi pada tujuan,Menganut pendekatan integratif dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuan yang lebih Integratif,Menekankan kepada efisiensi dan efektif dalam hal daya dan waktu. Kurikulum 1975 hingga menjelang tahun 1983 dianggap sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi
Kurikulum 1984 (CBSA). Kurikulum 1984 mengusung proses skill approach meski mengutamakan pendekatan proses,tapi faktor tujuan tetap pending kurikulun isi juga sering disebut kurikulum 1975 yang disempurnakan. Kurikulum ini menempatkan siswa pada subjek yang bertujuan untuk mengamati, mengelompokkan,mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut cara belajar siswa aktif atau student active learning.
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-undang no.2 tahun 1984 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran,yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya satu tahun tiga tahap. Tujuannya yaitu pemahaman konsep dan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah. 
Kurikulum 2004 (KBK). Kurikulum 2004 ini lebih dikenal dengan kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan pada pengembangan kemampuan untuk melakukan kompetensi atau tugas-tugas tertentu sesuai dengan standard performance yang telah ditetapkan. Pendidikan mengacu pada kompetensi Individu.
Kurikulum 2006 (KTSP). Kurikulum ini dikenal dengan sebutan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Awal 2006 uji coba KBK dihentikan,muncullah KTSP. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol antara kurikulum 2004 dan kurikulum 2006 yaitu guru diberi kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai kondisi lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah.
Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 direncanakan akan dimulai pada tahun ajaran 2013/2014 yang akan diterapkan secara berjenjang,pada dasarnya merupakan penyempurnaan kurikulum tahun 2006 (KTSP). Keunggulan dari kurikulum 2013 yaitu:
a.       Pembelajaran lebih mengarah pada karakter anak didik
b. Pembelajaran lebih mengarah pada proses,bukan sekedar pada hasil belajar. Proses Pembelajaran memegang peranan penting dalam dunia pendidikan.
c.       Assement pembelajaran mengarah pada asesment otentik,yaitu penilaian nyata terhadap apa yang diperoleh siswa dalam proses pendidikan. 
Kurikulum 2013 hanyalah penyempurnaan dari kurikulum 2006 yang dikenal dengan KTSP. Yang disempurnakan yaitu beberapa mata pelajaran dihapus seperti mata pelajaran TIK bagi pelajar SMP. Karena mata pelajaran TIK bisa diIncludekan dengan mata pelajaran lainnya karena zaman sekarang ini merupakan dunia maya. Yang disempurnakan dalam kurikulum 2013 yakni masalah pembelajaran yang menekankan pada proses bukan hasil. Yang kedua masalah penilaian atau yang dikenal dengan asesment,menekankan pada asesment yang otentik (nyata) yaitu apa yang dilakukan anak itulah yang dinilai. Selanjutnya pada kebijakan,diharapkan anak didik kreatif dengan dunia lingkungan sekitarnya. Dalam Kurikulum 2013 ini lebih menekankan kepada pembelajaran konstruktivisme.

  



No comments:

Post a Comment