Monday 28 March 2016

LATAR BELAKANG K-13

Latar Belakang Disusunnya Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 dikembangkan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis, bertanggung jawab. 

Sebenarnya Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.

Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal.
1.    Tantangan Internal
a.  Pemenuhan 8 (delapan)Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan, standar biaya, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar isi, standar proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan.
b.  Perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. SDM usia produktif yang melimpah apabila memiliki kompetensi dan keterampilan akan menjadi modal pembangunan yang luar biasa besarnya. Namun, apabila tidak memiliki kompetensi dan keterampilan tentunya akan menjadi beban pembangunan.
2.    Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan dengan tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pedagogi, serta berbagai fenomena negatif yang mengemuka.
a.   Tantangan masa depan antara lain globalisasi, kemajuan teknologi informasi.
b.   Kompetensi masa depan antara lain  kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir jernih dan kritis, kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab, kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda, dan memiliki kesiapan untuk bekerja.
c.  Persepsi masyarakat antara lain terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif, beban siswa terlalu berat, kurang bermuatan karakter.
d. Perkembangan pengetahuan dan pedagogi antara lain Neurologi, Psikologi, Observation based [discovery] learning dan Collaborative learning.
e.   Fenomena negatif antara lain perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, plagiarisme, dan kecurangan dalam Ujian (Contek, Kerpek..)
3.    Penyempurnaan Pola Pikir
Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya akan dapat terwujud apabila terjadi pergeseran atau perubahan pola pikir dalam proses pembelajaran sebagai berikut ini.
a.    Dari berpusat pada guru menuju berpusat pada siswa.
b.    Dari satu arah menuju interaktif.
c.     Dari isolasi menuju lingkungan jejaring.
d.    Dari pasif menuju aktif-menyelidiki.
e.    Dari maya/abstrak menuju konteks dunia nyata.
f.     Dari pembelajaran pribadi menuju pembelajaran berbasis tim.
g.    Dari luas menuju perilaku khas memberdayakan kaidah keterikatan.
h.    Dari stimulasi rasa tunggal menuju stimulasi ke segala penjuru.
i.      Dari alat tunggal menuju alat multimedia.
j.      Dari hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif.
k.    Dari produksi massa menuju kebutuhan pelanggan.
l.      Dari usaha sadar tunggal menuju jamak.
m.  Dari satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin jamak.
n.    Dari kontrol terpusat menuju otonomi dan kepercayaan.
o.    Dari pemikiran faktual menuju kritis.
p.    Dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan.
4.    Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Penyusunan kurikulum 2013 dimulai dengan menetapkan standar kompetensi lulusanberdasarkan kesiapan peserta didik, tujuan pendidikan nasional, dan kebutuhan. Setelah kompetensi ditetapkan kemudian ditentukan kurikulumnya yang terdiri dari kerangka dasar kurikulum dan struktur kurikulum. Satuan pendidikan dan guru tidak diberikan kewenangan menyusun silabus, tetapi disusun pada tingkat nasional. Guru lebih diberikan kesempatan mengembangkan proses pembelajaran tanpa harus dibebani dengan tugas-tugas penyusunan silabus yang memakan waktu yang banyak dan memerlukan penguasaan teknis penyusunan yang sangat memberatkan guru.


Monday 21 March 2016

DIBALIK LAYAR KTSP DAN KBK

      Ø  Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai oleh siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemeberdayaan sumber daya pendidikan( Depdiknas 2002).  KBK merupakan sebuah konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh siswa, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau  Kurikulum 2004, adalah kurikulum  dalam dunia  pendidikan di Indonesia yang mulai diterapkan sejak tahun 2004 walau sudah ada sekolah yang mulai menggunakan kurikulum ini sejak sebelum diterapkannya. Secara materi, sebenarnya kurikulum ini tak berbeda dari Kurikulum 1994, perbedaannya hanya padacara para murid belajar di kelas.
Dalam kurikulum terdahulu, para murid dikondisikan dengansistem caturwulan. Sedangkan dalam kurikulum baru ini, para siswa dikondisikan dalam sistem semester. Dahulu pun, para murid hanya belajar pada isi  materi pelajaran belaka, yakni menerima materi dari guru saja. Dalam kurikulum 2004 ini, para murid dituntut aktif mengembangkan keterampilan untuk menerapkan IPTek tanpa meninggalkan kerja sama dan solidaritas, meski sesungguhnya antar siswa saling berkompetisi. Jadi di sini, guru hanya bertindak sebagai fasilitator, namun meski begitu pendidikan yang ada ialah pendidikan untuk semua. Dalam kegiatan di kelas, para siswa bukan lagi objek, namun subjek. Dan setiap kegiatan siswa ada nilainya.

     Ø  Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum   operasional  pendidikan  yang disusun oleh  dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan  oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) danStandar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan.  Secara khusus diterapkannya KTSP adalah untuk :
1.      Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam menge,bangkan kurikulum, mengelola, dan memberdayakan sumber daya yang tersedia;
2.      Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputuasan bersama;
3.      Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.
Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI, namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu sendiri. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata pelajaran, dan silabus  pembelajaran  yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan  tertentu.  
Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memuat:
·         kerangka dasar dan struktur kurikulum,
·         beban belajar,
  • kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan di tingkat satuan pendidikan, dan
  • kalender pendidikan.
SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.Pemberlakuan KTSP, sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL, ditetapkan oleh kepala sekolah setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah. Dengan kata lain, pemberlakuan KTSP sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak ada intervensi dari Dinas Pendidikan atau Departemen Pendidikan Nasional. Penyusunan KTSP selain melibatkan guru dan karyawan juga melibatkan komite sekolah serta bila perlu para ahli dari perguruan tinggi setempat. Dengan keterlibatan komite sekolah dalam penyusunan KTSP maka KTSP yang disusun akan sesuai dengan aspirasi masyarakat, situasi dan kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat.


Monday 14 March 2016

GERHANA MATAHARI TOTAL KOTA PALU

Pada saat pagi hari sebelum terjadinya gerhana matahari,semua warga masyarakat palu sudah memenuhi tempat lokasi pengamatan gerhana matahari. Salah satunya di pantai Talise. Ribuan warga masyarakat memenuhi pantai talise untuk memanfaatkan moment ini yang katanya gerhana matahari akan terjadi di palu sekitar 300-an tahun mendatang. Jadi,warga palu tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Berikut foto warga di pantai talise saat menunggu datangnya gerhana matahari



Para wartawan yang meliput terjadinya GMT

                                  Mayarakat yaang antusias menyambut GMT

Saat detik-detik terjadinya gerhana matahari, Bulan pertama mulai tampak menutupi matahari sekitar pukul 07.23 Wita, dan mencapai puncaknya pada pukul pukul 08.37 Wita. Dan disitu cuaca mulai gelap,warga masyarakat yang hadir disitu langsung bersorak meriah,ada yang pula yang berteriak dengan teriakan “ALLAHU AKBAR”. Berikut foto terjadinya gerhana matahari total yang diambil secara langsung.

                         

                             

                             

                                 

Masya Allah seharusnya kita takjub dengan kebesaran ALLAH SWT. Gerhana Matahari Total ini terjadi karena kekuasaan Nya. Hikmah gerhana matahari ini yakni menjadikan kita menjadi hamba yang lebih taat lagi kepada ALLAH SWT. Gerhana matahari ini terjadi karena ini betul-betul kekuasaan dari ALLAH SWT,bukan dari fenomena alam atau apalah. Kita harus takut kepada ALLAH sahabat blogger,karena sesungguhnya matahari itu merupakan tanda kebesaran Nya. Betapa sombongnya diri ini,ketika kita melihat GMT ini,masihkah kita sombong? Astagfirullah. Jangan pernah sombong sahabat blogger. Apapun bisa terjadi jika ALLAH berkehendak. Masya Allah mari kita banyak-banyak beristighfar dan juga banyak-banyak mengingat ALLAH dengan dzikir. Cukup sekian informasi dari saya,lebih kurangnya mohon dimaafkan. Terimakasih.

Monday 7 March 2016

MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM

MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM
1.                  Administratif
Model admistratif ini merupakan model kurikulum paling lama model ini sering disebut  “garis dan staf”  atau  “top down”  atau “ line staff”. Munculnya model tersebut berawal dari inisatif dan gagasan pengembangan dari para administrator pendidikan  dan menggguanakan  prosedur adminitrasi. Pengembangan model ini  bersentral pada wewenang dari pemerintahan pusat. Pemerintahan pusat melalui pejabat pendidikan yang berwenang dalam semisal dirjen pendiikan membentuk komisi pengarah pengembangan kurikulum. Anggota komisi  pengarah pengembangan kurikulum ini terdiri dari penjabat di bawah dirjen, para ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli disiplin ilmu, dan para tokoh dari dunia kerja dan perusahaan.
2.                Model Grass Roots (dari bawah)
Jika pada pengembangan model administratif kegiatan pengembangan kurikulum berasal dari atas, model ini inisatif justru berasal dari bawah, yaitu dari para penganjar yang merupakan para pelaksana kurikulum di sekolah-sekolah. Model pengembangan kurikulum administratif bersifat sentralisasi, sedangkan model grass roots akan berkembang pada sistem pendidikan yang bersifat desentralisasi. Model ini mendasarkan diri pada anggapan bahwa penerapan suatu kurikulum akan lebih efektif jika para pelaksanaanya di sekolah sudah diikutsertakan sejak mula pengembangan kurikulum itu.
3.                Beuchamp
Sesuai dengan namanya, model ini diformulasikan oleh G.A. Beauchamp (1964) , yaitu mengemukan ada lima langkah penting dalam pengembilan keputusan pengembangan kurikulum. Menurut Beauchamp untuk nierancang sebuah kurikulum harus ditempuh lima (5) langkah. Langkah pertama yaiut pejabat atau kementerian yang berwenang dalam pengembangan kurikulum haruslah terlebih dahulu menentukan lokasi atau daerah yang dijadikan proyek kurikulum,langkah kedua yaitu menentukan personil atau anggota yang terlibat dalam pengembangan kurikulum,disini orang yang terlibat harus profesional dan ahli dalam bidang pendidikan. Langkah ketiga,setelah sudah ditentukan personilnya maka langkah selanjutnya yaitu membagi tim kedalam 5 kelompok yakni tim pengembangan kurikulum,tim peneliti kurikulum, tim untuk mempelajari kemungkinan penyusunan kurikulum bam, tim perumus untuk kriteria-kriteria kurikulum yang akan disusun,serta tim penyusun dan penulis kurikulum baru. Langkah keempat adalah Pada langkah ini ditentukan implementasi kurikulum. Pelaksanaan kurikulum mempakan pekerjaan yng cukup rumit karena membutuhkan kesiapan dalam banyak hal, seperti guru sebagai pelaksana kurikulum dikelas, fasilitas, siswa, dana, manajerial pimpinan sekolah atau administrator sekolah. Dan langkah kelima yaitu Setelah semua kebutuhan untuk kepentingan pelaksanaan atau implementasi terpenuhi dan sudah dapat dilaksanakan, maka langkah berikutnya yang merupakan langkah terakhir dari pengembangan kurikulum model beauchamp adalah mengevaluasi kurikulum.
4.                Ralph Tayler
Dalam bukunya yang berjudul Basic Principles Curriculum and Instruction (1949), Tyler mengatakan bahwa curriculum development needed to be treted logically and systematically. Ia berupaya menjelasskan tentang pentingnya pendapat secara rasional, menganalisis, menginterpretasi kurikulum dan program pengajarannya dari suatu pengajaran dari suatu lembaga pendidikan. Pengembangan kurikulum model Tyler ini mungkin yang terbaik, dengan penekanan khusus pada fase perencanaan. Walaupun Tyler mengajukan model pengembangan kurikulum secara komprehensif tetapi bagian pertama dari modelnya (seleksi tujuan) menerima sambutan yang hangat dari para educator.
5.                Inverted Model Taba
Pada beberapa buku karya Hilda Taba yang paling terkenal dan besar pengaruhnya adalah Curriculum Development: Theory and Pratice (1962). Dalam buku ini, Hilda Taba mengungkapkan pendekatanya untuk proses pengembangan kurikulum. Dalam pekerjaanya itu, Taba mengindetifasikan model dasar Tayler agar lebih representatif terhadap pengembangan kurikulum di berbagai sekolah. Model pengembangan kurikulum ini oleh Hilda Tiba ini berbeda dengan lazimnya yang banyak diitempuh secara yang bersifat dekduktif karena caranya induktif. Oleh Karena itu sring disebut “Model Terbalik” atau “Inverted Model”. Model pengembangan ini dimulai dengan melakukan percobaan, penyusunan teori, dan kemudian baru ditetapkan.
6                 The Demotrasion Model
Model demontrasi pada dasarnya bersifat graas roots datangya dari bawah. Model ini diprakasai oleh sekelompok guru atau sekelompok guru berkerja sama dengan ahli yang bermaksud mengadakan perbaikana kurikulum. Model ini hanya berskala kecil model ini hanya mencakup satu atau beberapa sekolah, suatu komponen atau mencakup keselurahan komponen kurikulum. Karena sifatnya ingin mengubah atau mengganti kuirkulum yang ada, mendapat tentangan dari banyak pihak.
7.                Roger Interpesonal Relations Model
Meskipun Rogers bukan seorang ahli pendidikan tetapi ahli psikologi tetapi konsep-konsepnya, tetaapi konsep-konsepnya tentang psikoterapi khusunya dalam membimbing individu juga dapat diterapkan dalam bidang pendidikan dan bidang pendidikan. Dia sangat terkenal dengan pendekatan "nondirectve" dan "humanistic" dalam pengajaran dan perencanaan kurikulum. Memang ia banyak mengukapkan konsepnya tentang perkembangan dan perubahan individu. 

8.                D.K. Wheeler
Dalam bukunya yang cukup berpengaruh, Curriculum Process, Wheeler (1967) mempunyai argumen tersendiri pengembangan kurikulum (curriculum developers) dapat menggunakan suatu proses melingkar (a cycle process), yang namanya setiap elemen saling berhubungan dan bergantungan. Pendakatan yang digunakan Wheeler dalam pengembangan kurikulum pada dasarnya memiliki bentuk rasional. Setiap langkah kurikulum pada dasarnya memiliki bentuk rasional.